Sabtu, 04 April 2009

Halo...

Kita semua pasti bisa mengucapkan syukur atau terima kasih pada Tuhan
jika kita mengalami peristiwa yang menyenangkan dalam hidup kita.
Tapi berapa banyak dari kita yang tetap bisa melakukan hal yang sama
dalam situasi yang bertolak belakang?
Tulisan Bo hari ini sangat menginspirasi kita untuk belajar dan tetap
mengucap syukur dalam saat-saat sulit yang kita alami, sekalipun kita
tidak mengerti mengapa ini semua harus terjadi.

Beberapa orang berpendapat, tidak ada yang tidak bisa kita lakukan.
Masalahnya adalah apakah kita mau melakukannya? Dan seberapa besar
usaha kita dalam mencoba untuk melakukannya?

Intinya, bukan soal berhasil atau tidaknya kita melakukan sesuatu,
tapi seberapa besar usaha kita untuk melakukan yang terbaik...itulah
yang lebih penting. Karena itu menunjukkan keseriusan kita, niat
kita.

Selamat merenung!

in Christ,
Jessica

-----------------------------------------------------------------------------------

KAMI KEHILANGAN BAYI KAMI


Tiga hari lalu, Marowe kehilangan bayinya.

Ia sudah memasuki minggu ketujuh dalam kehamilannya.

Dan itu adalah ketiga kalinya ia mengalami keguguran.

Kami memiliki tiga anak di Surga: Angel, Benjamin, dan sekarang,
Mikki.

Tapi untuk pertama kalinya, saya boleh masuk ke kamar operasi. Saya
duduk di pojok, berdoa bagi Marowe. Setelah beberapa menit, Dr.
Sheila, sahabat kami dan dokter kandungan Marowe, menghampiri saya.
Ia membuka tangannya yang masih mengenakan sarung tangan dan sebuah
gumpalan berwarna merah yang sangat kecil. “Ini adalah selaput
pembungkus embrio,” katanya.

Itu adalah bayi Mikki.

Saya menarik keluar sebuah botol air suci dari saku saya. Saya
berbisik, “Aku membaptismu di dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh
Kudus. Namamu adalah Mikki. Selamat datang di Kerajaan Allah.”

Ketika itu, Marowe terbangun.

Saya berdiri di sisinya dan menyisir rambutnya.

“Saya membaptis Mikki,” kata saya.

Sebutir air mata menetes dari sudut matanya. Dan sebuah senyuman
lemah terlihat pada bibirnya.

Teman-teman, saya bersyukur pada Tuhan karena kami berdua percaya pada
Tuhan dalam kehilangan yang kami alami.

Saya tidak mengerti mengapa Tuhan mengijinkan pencobaan-pencobaan
terjadi pada hidup kami.

Tapi saya merasa puas dalam ketidak-mengertian.

Ia tidak meminta saya untuk mengerti.

Ia memanggil saya untuk percaya.

Dan itulah yang saya lakukan dalam situasi-situasi seperti ini.

Anda lihat, saya percaya bahwa di balik setiap masalah ada suatu
berkat tersembunyi.

Ia mempunyai suatu rencana mengapa bayi Mikki berada di Surga.

Ia mempunyai suatu tujuan mengapa kami memiliki tiga anak di Surga.

Karena kami percaya bahwa segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihiNya.

Saya percaya bahwa situasi ini sekalipun adalah suatu berkat yang
sempurna.

Saya hanya dapat berkata, “Terima kasih, Tuhan.”


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez

Tidak ada komentar:

Posting Komentar